Tuesday, May 27, 2008

Islam dan Aksi Kekerasan

Tragedi Sebtember 2001 pemboman WTC, bom Bali, peledakan Sarmusyekh dan berbagai aksi kekerasan lainnya mengkambinghitamkan orang-orang Islam bahkan jihad yang dilakukan oleh kaum mujahidin Afghan dan rakyat Palestina disejajarkan dengan aksi terorisme.

Ternyata gunjingan dan tudingan yang sangat miring dan tidak mendasar terhadap Islam itu disampaikan juga oleh pemuka agama terbesar dunia Paus di saat memberikan kuliah ilmiah di Jerman beberapa waktu lalu. Dengan percaya dirinya dia menyatakan bahwa Islam disebarkan dengan "pedang" dan nabi Muhammad tidak membawa ajaran mulia. Sungguh pernyataan yang tidak sesuai dengan fakta dan sangat menyakitkan hati orang-orang Muslim. Pantas jika kemudian Syeikh Al- Azhar menolak kunjungan Paus ke Mesir baru-baru ini mengingat rakyat Mesir masih merasa terhina dengan gunjingan itu.

Mengapa Nabi Muhammad selalu dituding dan dihina, padahal beliau adalah manusia mulia yang selalu menghargai pemeluk agama lain terbukti dengan piagam Madinah yang muncul disaat beliau berdakwah di tengah-tengah bangsa Arab. Mengapa Islam dituduh sejalan dengan aksi kekerasan padahal dalam agama ini mengutamakan cinta kasih dan perdamaian. Mungkin hingga saat ini masih banyak orang yang salah "mengenal" Islam. Misundestanding itu sengaja diwacanakan oleh sekelompok orang yang hasud, iri, dengki, sesat dan menjadi pengikut setia hawa nafsu dan setan.

Jika Misundestanding ini tidak diluruskan maka akan semakin melebar jurang pemisah menuju "ikatan persaudaraan" antara kaum muslimin dan umat nasrani. Padahal 14 abad silam di bawah kepemimpinan nabi Muhammad umat Islam, Yahudi dan Nasrani dapat hidup damai dan bebas melaksanakan ibadah masing-masing di Madinah tanpa ada gangguan. Saya rasa kehidupan indah itu dapat terulang kembali di zaman ini jika setiap orang bisa saling menghormati dan menghargai.

Islam dan Misi Perdamaian Dunia.

Mahmud Hamdi Zaqzuq, mendefinisikan Islam dalam bukunya "Al- Islam Wa Qadhaya Hiwâr" dengan dua pengertian; pengertian umum dan pengertian khusus. Dalam pengertian umum, menurutnya Islam adalah seluruh agama samawi yang disebarluaskan oleh nenek moyang manusia Adam hingga yang disebar luaskan oleh nabi Muhammad. Seluruh ajaran samawi tersebut bermuara pada keesaaan tuhan. Adapun pengertian khususnya, Islam adalah agama yang disampaikan oleh Muhammad, agama yang haqq, agama yang dianut oleh kaum Muslimin saat ini.

Islam sebagai rahmatan lil Alamien berusaha membawa perdamaian kepada seluruh umat manusia, bukan hanya umat Islam tapi mereka yang non muslim juga termasuk di dalamnya. Islam adalah agama untuk setiap zaman dan tempat, ajarannya sangat fleksibel dan mudah, ia berdiri atas akidah, syariah dan akhlak, oleh karena itu siapa saja yang mengetahui agama ini dengan benar maka tidak akan pernah menyesal menjadi Muslim. (Dr. Mohammed Abdel Qader Hatem, Al Akhlak fil Al Islam, Maktabah Usroh, 2003).

Jika PBB mendeklarasikan perlindungan Hak Asasi Manusia pada tanggal 10 Desember 1948, maka pada dasarnya Islam telah menjunjung HAM semenjak nabi Muhammad menyampaikan risalahnya beberapa abad silam, hanya saja paradigma Barat dan Islam dalam memandang HAM sangatlah berbeda baik bentuk maupun caranya (DR. Muhammad Imârah, Al Âtho' Al Hadhâri Lil Islâmi, Dâr al-Syoruq, 2004)

Keadilan, kebebasan, egalitarian tentu mendapatkan perhatian Islam, bahkan tidak sampai di situ saja, hingga hal-hal kecil pun Islam selalu memberikan "jalan dan petunjuk" bagi ummatnya, sehingga mereka dapat hidup sentosa sesuai dengan harapan.

Mengislamkan kehidupan dan menghidupkan keislaman harus dilakukan setiap Muslim. Islam tidak pernah menganjurkan pengerusakan, Islam tidak berdasarkan pemaksaan. Eksistensi Islam hingga akhir zaman disebabkan ajarannya yang benar dapat menenangkan jiwa dan menjernihkan akal. Itulah Islam yang "berwajah" manis, mengajarkan akhlakul karimah, menyeru kepada umatnya berbuat baik dan mulia. Firman-Nya "Karena itu Allah memberikan pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. 3:148) Adalah Islam yang melarang penghancuran dan pengerusakan, menghukum siapa saja yang mendzolimi orang lain, mencegah melakukan kemaksiatan. Adalah Islam yang menginginkan kesejahteraan seluruh makhluk hidup di bumi tanpa kecuali.

Dalam ajaran Islam perdamaian merupakan kunci pokok menjalin hubungan antar umat manusia, sedangkan perang dan pertikaian adalah sumber mala petaka yang berdampak pada dekadensi sosial. Agama mulia ini sangat memperhatikan keselamatan dan perdamaian, juga menyeru kepada umat manusia agar selalu hidup rukun dan damai dengan tidak mengikuti hawa nafsu dan godaan Syaitan, firman Allah : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. 2 :208)

Paling tidak ada beberapa ajaran Islam yang berorientasi kepada pembentukan perdamaian di tengah umat manusia, sehingga mereka dapat hidup sejahtera dan harmonis, diantaranya :

  1. Larangan Melakukan Kedzaliman.

Islam sebagai agama yang membawa misi perdamaian dengan tegas mengharamkan kepada umat manusia melakukan kedzaliman, kapan dan di mana saja. Firman Allah : Dan barangsiapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar. (QS. 25:19) Di samping itu rasulullah bersabda : "Wahai umatku sesungguhnya telah aku haramkan bagi diriku perbuatan dzalim dan aku juga mengharamkannya diantara kalian maka janganlah berbuat dzalim" (HR. Ahmad Fî Al Musnad)

Kedzaliman adalah sumber petaka yang dapat merusak stabilitas perdamaian dunia. Penindasan, penyiksaan, pengerusakan, pengusiran, imperialisme modern yang kerap terjadi pada negara-negara Muslim saat ini membuahkan reaksi global melawan tindakan bejat itu dengan berbagai macam cara, hingga perdamaian semakin sulit terwujud. Maka selayaknya setiap insan sadar bahwa kedzaliman adalah biang kemunduran. Dengan demikian jika menghendaki kehidupan yang damai maka tindakan kedzaliman harus dijauhi.

  1. Adanya Persamaan Derajat

Persamaan derajat di antara manusia merupakan salah satu hal yang ditekankan dalam Islam. Tidak ada perbedaan antara satu gologan dengan golongan lain, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama. Kaya, miskin, pejabat, pegawai, perbedaan kulit, etnis dan bahasa bukanlah alasan untuk mengistimewakan kelompok atas kelompok lainnya. Allah berfirman : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. 49:13). Rasulullah bersabda : Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk kalian ataupun kepada harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan perbuatan kalian" (HR. Imam Ahmad Fî Al Musnad). Jadi yang membedakan derajat seseorang atas yang lainnya hanyalah ketakwaan. Yang paling bertakwa dialah yang paling mulia.

Dengan adanya persamaan derajat itu, maka semakin meminimalisir timbulnya benih-benih kebencian dan permusuhan di antara manusia, sehingga semuanya dapat hidup rukun dan damai.

  1. Menjunjung Tinggi Keadilan

Islam sangat menekankan perdamaian dalam kehidupan sosial di tengah masyarakat, keadilan harus diterapkan bagi siapa saja walau dengan musuh sekalipun. Karena dengan ditegakkannya keadilan, maka tidak ada seorang pun yang merasa dikecewakan dan didiskriminasikan sehingga dapat meredam rasa permusuhan, dengan demikian konflik tidak akan terjadi.

Allah berfirman dalam Al- Qur'an : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 5:8). Ayat ini merupakan indikasi kuat bahwa risalah nabi Muhammad Saw sangat mulia karena ajarannya itu dapat menyelamatkan manusia dari kebinasaan yang disebabkan oleh hawa nafsu dan bisikan syetan. Keadilan merupakan kebutuhan primer manusia dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara dan Islam memberikan perhatian besar dalam hal itu sehingga setiap orang akan merasa diberlakukan sama dan sejajar yang pada akhirnya membuat mereka dapat hidup rukun.

  1. Memberikan Kebebasan

Islam menjunjung tinggi kebebasan, terbukti dengan tidak adanya paksaan bagi siapa saja dalam beragama, setiap orang bebas menentukan pilihannya. Firman-Nya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah (QS. 2:256). Dalam ayat lain Allah berfirman : Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya (QS. 10:99)

Dengan adanya kebebasaan itu maka setiap orang puas untuk menentukan pilihannya, tidak ada yang merasa terkekang hingga berujung pada munculnya kebencian. Dengan kebebasan ini, jalan menuju kehidupan damai semakin terbuka lebar.

  1. Menyeru Hidup Rukun dan Saling Tolong Menolong.

Islam juga menyeru kepada umat manusia untuk hidup rukun saling tolong menolong dalam melakukan perbuatan mulia dan mengajak mereka untuk saling bahu membahu menumpas kedzaliman di muka bumi ini, dengan harapan kehidupan yang damai dan sejahtera dapat terwujud. Allah berfirman : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. 5:2)

  1. Menganjurkan Toleransi

Islam menganjurkan kepada umatnya saling toleransi atas segala perbedaan yang ada, dalam rangka mencegah terjadinya pertikaian yang dapat merugikan semua pihak. Dalam firman-Nya : Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (QS. 41:34-35). Sungguh sangat mulia ajaran Islam yang menyeru umatnya untuk selalu bersabar dan berbuat baik meski kepada orang-orang yang dibenci sekali pun demi mengakhiri api permusuhan.

  1. Meningkatkan Solidaritas Sosial.

Solidaritas sosial juga ditekankan oleh agama mulia ini untuk ditanamkan kepada setiap individu dalam masyarakat agar dapat memposisikan manusia pada tempatnya serta dapat mengentaskan kefakiran, kebodohan dan kehidupan yang tidak menentu. Maka Islam mewajibkan kepada orang yang mampu untuk menyisihkan hartanya guna diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Allah berfirman : Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta) (QS. 70:24-25). Dalam surat lain Allah berfirman : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketemtraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 9:103)

Jihad dalam Islam

Karya Dr Achmad Mahmud Karimah dengan judul "Al Jihâd fi al Islam" menguraikan tentang jihad secara eksplisit. Menurutnya para ulama mendifinisikan hakikat jihad sebagai sarana untuk mengerjakan apa yang dicintai oleh Allah berupa keimanan dan amal sholeh serta menghindari segala sesuatu yang dibenci Allah berupa kufur, fasik dan 'isyan. Ini adalah pengertian jihad yang luas, tidak dibatasi oleh pengertian jihad dalam arena perang demi membela keluarga, bangsa dan agama saja, tetapi lebih dari itu, yaitu melestarikan kemurnian aqidah serta tetap selalu melaksanakan syariat dengan baik dan benar.

Dari sini kemudian para ulama menggolongkan medan jihad dalam beberapa bentuk, yaitu ; Pertama jihad melawan hawa nafsu, Kedua jihad melawan godaan dan tipu daya Syetan, Ketiga jihad melawan gangguan orang-orang kafir dan munafik serta yang Keempat jihad melawan kemungkaran, fasiq, dan 'isyan.

Jadi jihad memiliki posisi mulia dalam Islam, jihad merupakan perisai umat Islam, jihad bukan dasar pijakan "melegalkan" pembantaian non Muslim atau meneror setiap orang, tapi sebaliknya berfungsi sebagai mesiu melawan kebiadaban, terorisme, pemerintahan otoriter yang lalim serta segala tindakan yang dapat merusak stabilitas perdamaian dan keamanan.

Jadi sangat tidak relevan sekali jika ada orang yang menyatakan bahwa Islam disebarkan dengan kekerasan yang diberi nama "jihad". Sungguh nabi muhmmad tidak pernah sedikit pun memaksa orang lain masuk Islam apa lagi mengancam dengan pedang. Allah berfirman, "Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku" (QS. 109:6). Perintah jihad hanya berlaku untuk melindungi diri, menjaga stabilitas perdamaian di tengah-tengah masyarakat muslim, bukan untuk melukai dan menindas orang-orang yang tidak bersalah.

Violence bertentangan dengan ajaran Islam

Allah berfirman : Janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. (QS. 2:60) dalam ayat lain Dia berfirman : Dan apabila ia berpaling (dari mukamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (QS. 2:205). Banyak ayat-ayat suci Al- Qur'an yang menjelaskan bahwa Islam sangat menentang Violence.

Tidak ada manfaat sedikitpun dari Violence kecuali semakin merebaknya Violence itu sendiri. Tindakan kekerasan yang "dihiasi" dengan misi perdamaian dan kemanusian pasti akan memunculkan tindakan kekerasan serupa. Segala sesuatu jika diselesaikan dengan aksi kekerasan tidak akan pernah berakhir bahkan malah memperkeruh suasana. Stop war! Stop violence! Yell-yell ini yang harus kita teriakkan bersama kepada setiap orang terutama kepada para pemimpin dunia. Sudah begitu banyak kerugian yang ditanggung suatu bangsa akibat Violence.

Aksi kekerasan dan terorisme ada dan akan tetap eksis kecuali hingga setiap manusia bersatu, bergandengan tangan, mengenyampingkan perbedaan agama, ras, golongan untuk menentang setiap aksi bejat itu. Kita adalah manusia, kita keturunan Adam as, kita bersaudara, marilah kita selesaikan permasalahan yang ada dengan berdialog dan meninggalkan selamanya aksi kekerasan!


Kairo, 20 September 2006

No comments: